Karakteristik Matahari
1. Terdiri atas : hidrogen (74%), helium
(25%), besi, nikel, silikon, sulfur,
Magnesium, karbon, neon, kalsium, dan
kronium.
2. Massa : 1,989x1030 kilogram
3. Massa jenis : 1,41 g/cm3
4. Volume : 1,4 . 1018 km3 (dibulatkan)
5. Diameter : 1.392.000 kilometer atau
865.000 mil
7. Usia : 4,6 miliar tahun
8. Suhu permukaan : 6000 oC
9. Rotasi : 27 hari
10. Sumbu rotasi : 7,25o dari sumbu rotasi
bumi
1. Inti Matahari
Inti adalah area terdalam dari Matahari yang memiliki
suhu sekitar 15 juta derajat Celcius (27 juta derajat Fahrenheit). Berdasarkan perbandingan radius/diameter, bagian inti berukuran
seperempat jarak dari pusat ke permukaan dan 1/64 total volume Matahari.
Kepadatannya adalah sekitar 150 g/cm3. Suhu dan tekanan yang
sedemikian tingginya memungkinkan adanya pemecahan atom-atom menjadi elektron, proton, dan neutron. Neutron yang tidak bermuatan akan meninggalkan inti menuju bagian
Matahari yang lebih luar. Sementara itu,
energi panas di dalam inti menyebabkan pergerakan elektron dan proton sangat
cepat dan bertabrakan satu dengan yang lain menyebabkan reaksi fusi nuklir
(sering juga disebut termonuklir). Inti Matahari adalah tempat berlangsungnya
reaksi fusi nuklir helium menjadi hidrogen. Energi hasil reaksi termonuklir di
inti berupa sinar gamma dan neutrino memberi tenaga sangat besar sekaligus menghasilkan seluruh energi panas
dan cahaya yang diterima di Bumi. Energi
tersebut dibawa keluar dari Matahari melalui radiasi.
2. Zona radiatif
Zona radiatif adalah daerah yang
menyelubungi inti Matahari.
Energi dari inti dalam bentuk radiasi berkumpul di daerah ini sebelum
diteruskan ke bagian Matahari yang lebih luar. Kepadatan zona radiatif adalah
sekitar 20 g/cm3 dengan suhu dari bagian dalam ke luar antara 7 juta
hingga 2 juta derajat Celcius. Suhu dan densitas zona radiatif masih cukup
tinggi, namun tidak memungkinkan terjadinya reaksi fusi nuklir.
3. Zona konvektif
Zona konvektif adalah lapisan di
mana suhu mulai menurun. Suhu zona konvektif adalah sekitar 2 juta derajat
Celcius (3.5 juta derajat Fahrenheit). Setelah keluar dari zona radiatif,
atom-atom berenergi dari inti Matahari akan bergerak menuju lapisan lebih luar
yang memiliki suhu lebih rendah. Penurunan suhu tersebut menyebabkan terjadinya
perlambatan gerakan atom sehingga pergerakan secara radiasi menjadi kurang
efisien lagi. Energi dari inti Matahari membutuhkan waktu 170.000 tahun untuk
mencapai zona konvektif. Saat berada di zona konvektif, pergerakan atom akan
terjadi secara konveksi di area sepanjang
beberapa ratus kilometer yang tersusun atas sel-sel gas raksasa yang terus
bersirkulasi. Atom-atom bersuhu tinggi yang baru keluar dari zona radiatif akan
bergerak dengan lambat mencapai lapisan terluar zona konvektif yang lebih
dingin menyebabakan atom-atom tersebut "jatuh" kembali ke lapisan
teratas zona radiatif yang panas yang kemudian kembali naik lagi. Peristiwa ini
terus berulang menyebabkan adanya pergerakan bolak-balik yang menyebabakan
transfer energi seperti yang terjadi saat memanaskan air dalam panci. Oleh
sebab itu, zona konvektif dikenal juga dengan nama zona pendidihan (the
boiling zone). Materi energi akan mencapai bagian atas zona konvektif dalam
waktu beberapa minggu.
4. Fotosfer
Fotosfer atau permukaan Matahari
meliputi wilayah setebal 500 kilometer dengan suhu sekitar
5.500 derajat Celcius (10.000 derajat Fahrenheit). Sebagian besar radiasi
Matahari yang dilepaskan keluar berasal dari fotosfer. Energi tersebut diobservasi sebagai sinar
Matahari di Bumi, 8 menit setelah meninggalkan Matahari.
5. Kromosfer
Kromosfer adalah lapisan di atas
fotosfer. Warna dari kromosfer biasanya tidak terlihat karena tertutup cahaya
yang begitu terang yang dihasilkan fotosfer. Namun saat terjadi gerhana Matahari total, di
mana bulan menutupi fotosfer, bagian
kromosfer akan terlihat sebagai bingkai berwarna merah di sekeliling Matahari. Warna
merah tersebut disebabkan oleh tingginya kandungan helium di sana.
6. Korona
Korona
merupakan lapisan terluar dari Matahari. Lapisan ini berwarna putih, namun
hanya dapat dilihat saat terjadi gerhana karena cahaya yang dipancarkan tidak
sekuat bagian Matahari yang lebih dalam. Saat gerhana total terjadi, korona
terlihat membentuk mahkota cahaya berwarna putih di sekeliling Matahari.
Lapisan korona memiliki suhu yang lebih tinggi dari bagian dalam Matahari
dengan rata-rata 2 juta derajat Fahrenheit, namun di beberapa bagian bisa
mencapai suhu 5 juta derajat Fahrenheit.
7.
Bintik matahari
Bintik Matahari adalaah granula-granula cembung
kecil yang ditemukan di bagian fotosfer Matahari dengan jumlah yang tak
terhitung. Bintik Matahari tercipta saat garis medan magnet Matahari menembus
bagian fotosfer. Ukuran bintik Matahari dapat lebih besar daripada Bumi. Bintik
Matahari memiliki daerah yang gelap bernama umbra, yang dikelilingi oleh daerah
yang lebih terang disebut penumbra. Warna bintik Matahari
terlihat lebih gelap karena suhunya yang jauh lebih rendah dari fotosfer. Suhu
di daerah umbra adalah sekitar 2.200 °C sedangkan di daerah penumbra adalah
3.500 °C. Oleh karena emisi cahaya juga dipengaruhi oleh suhu maka bagian
bintik Matahari umbra hanya mengemisikan 1/6 kali cahaya bila dibandingkan
permukaan Matahari pada ukuran yang sama.
8.
Granula9. Prominensa
Prominensa adalah salah satu ciri khas Matahari,
berupa bagian Matahari menyerupai lidah api yang sangat besar dan terang yang
mencuat keluar dari bagian permukaan serta seringkali berbentuk loop
(putaran).Prominensa disebut juga
sebagai filamen Matahari karena meskipun julurannya sangat terang bila dilihat
di angkasa yang gelap, namun tidak lebih terang dari keseluruhan Matahari itu
sendiri. Prominensa hanya dapat dilihat dari Bumi dengan bantuan teleskop dan
filter. Prominensa terbesar yang pernah ditangkap oleh SOHO (Solar and
Heliospheric Observatory) diestimasi berukuran panjang 350 ribu km.
Sama seperti korona, prominensa terbentuk dari plasma namun
memiliki suhu yang lebih dingin. Prominensa berisi materi dengan massa mencapai
100 miliar kg. Prominensa terjadi di lapisan fotosfer Matahari dan bergerak
keluar menuju korona Matahari. Plasma prominensa bergerak di sepanjang medan magnet
Matahari. Erupsi dapat terjadi ketika struktur
prominesa menjadi tidak stabil sehingga akan pecah dan mengeluarkan plasmanya.
Ketika terjadi erupsi, material yang dikeluarkan menjadi bagian dari struktur
magnetik yang sangat besar disebut semburan massa korona (coronnal mass
ejection/ CME). Pergerakan semburan korona tersebut terjadi pada kecepatan
yang sangat tinggi, yaitu antara 20 ribu m/s hingga 3,2 juta km/s. Pergerakan
tersebut juga menyebabkan peningkatan suhu hingga puluhan juta derajat dalam
waktu singkat. Bila erupsi semburan massa korona mengarah ke Bumi, akan terjadi
interaksi dengan medan magnet Bumi dan mengakibatkan terjadinya badai geomagnetik yang berpotensi mengganggu
jaringan komunikasi dan listrik.
Suatu prominensa yang stabil dapat bertahan di
korona hingga berbulan-bulan lamanya dan ukurannya terus membesar setiap hari.
Para ahli masih terus meneliti bagaimana dan mengapa prominensa dapat terjadi.
Pergerakan Matahari
Matahari berotasi pada
sumbunya dengan selama sekitar 27 hari untuk mencapai satu kali putaran.
Gerakan rotasi ini pertama kali diketahui melalui pengamatan terhadap perubahan
posisi bintik Matahari. Sumbu rotasi Matahari miring sejauh 7,25° dari sumbu
orbit Bumi sehingga kutub utara Matahari akan lebih terlihat di bulan September
sementara kutub selatan Matahari lebih terlihat di bulan Maret.
Matahari bukanlah bola padat, melainkan bola gas, sehingga Matahari tidak
berotasi dengan kecepatan yang seragam. Ahli astronomi mengemukakan bahwa
rotasi bagian interior Matahari tidak sama dengan bagian permukaannya. Bagian
inti dan zona radiatif berotasi bersamaan, sedangkan zona konvektif dan
fotosfer juga berotasi bersama namun dengan kecepatan yang berbeda. Bagian
ekuatorial (tengah) memakan waktu rotasi sekitar 24 hari sedangkan bagian
kutubnya berotasi selama sekitar 31 hari. Sumber perbedaan waktu rotasi
Matahari tersebut masih diteliti.
Matahari dan keseluruhan isi tata surya bergerak di
orbitnya mengelilingi galaksi Bimasakti. Matahari terletak sejauh 28.000 tahun cahaya
dari pusat galaksi Bimasakti. Kecepatan rata-rata pergerakan ini adalah 828.000
km/jam sehingga diperkirakan akan membutuhkan waktu 230 juta tahun untuk
mencapai satu putaran sempurna mengelilingi galaksi.
Jarak Matahari ke bintang terdekat
Sistem bintang yang terdekat dengan Matahari adalah Alpha Centauri. Bintang yang dalam kompleks tersebut yang memilkiki posisi terdekat dengan Matahari adalah Proxima Centauri, sebuah bintang berwarna merah redup yang terdapat dalam rasi bintang Centaurus. Jarak Matahari ke Proxima Centauri adalah sejauh 4,3 tahun cahaya (39.900 juta km atau 270 ribu unit astronomi), kurang lebih 270 ribu kali jarak matahai ke Bumi. Para ahli astronomi mengetahui bahwa benda-benda angkasa senantiasa bergerak dalam orbit masing-masing. Oleh karena itu, perhitungan jarak dilakukan berdasarkan pada perubahan posisi suatu bintang dalam kurun waktu tertentu dengan berpatokan pada posisinya terhadap bintang-bintang sekitar. Metode pengukuran ini disebut parallaks
Angin Matahari
Angin Matahari terbentuk aliran konstan dari
partikel-partikel yang dikeluarkan oleh bagian atas atomosfer Matahari, yang
bergerak ke seluruh tata surya. Partikel-partikel tersebut memiliki energi yang
tinggi, namun proses pergerakannya keluar medan gravitasi Matahari pada
kecepatan yang begitu tinggi belum dimengerti secara sempurna. Kecepatan angin
surya terbagi dua, yaitu angin cepat yang mencapai 400 km/s dan angin cepat
yang mencapai lebih dari 500 km/s. Kecepatan ini juga bertambah secara
eksponensial seiring jaraknya dari Matahari. Angin Matahari yang umum terjadi
memiliki kecepatan 750 km/s dan berasal dari lubang korona di atmosfer
Matahari.
Beberapa bukti adanya angin surya yang dapat dirasakan
atau dilihat dari Bumi adalah badai geomagnetik berenergi tinggi yang merusak
satelit dan sistem listrik, aurora di Kutub Utara atau Kutub Selatan, dan
partikel menyerupai ekor panjang pada komet yang selalu menjauhi Matahari
akibat hembusan angin surya. Angin Matahari dapat membahayakan kehidupan di
Bumi bila tidak terdapat medan magnet Bumi yang melindungi dari radiasi. Pada
kenyataannya, ukuran dan bentuk medan magnet Bumi juga ditentukan oleh kekuatan
dan kecepatan angin surya yang melintas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar